Minggu, 13 Maret 2016

KEBUN BUAH STROWBERI BANYUROTO KABUPATEN MAGELANG


Baru pertama ini punya keinginan nulis tentang  perjalanan.
Awal bulan Februari lalu, bertepatan dengan libur Tahun Baru Cina (Imlek)ada seorang anak manusia blasteran Lombok-Jawa yang mengajak saya pergi menyusuri indahnya alam. Berhubung yang ngajakin temen laki-laki tetangga kampung yang dulu jadi adik kelas zaman SMA, tapi tak tahu arah jalan maka jadilah saya tourguidenya (apasih kepanjangan jelasinya).
Perjalanan dimulai setelah pukul 10.00 wib, langit terlihat tidak begitu cerah alias mendung. Perjalanan berawal dari Desa Sangen,Kec.Kajoran,Kab.Magelang menuju arah magelang kota. Setelah sampai di Alun-alun magelang muter ke arah pasar pecinan, ikuti jalan lurus, jangan hiraukan pertigaan ataupun perempatan yang ada disepanjang jalan menuju arah blabak. Sesampainya di jalan blabak lihat papan jalan “Ketep Pas” dan beloklah ke arah kiri. Perjalanan masih panjang masih harus menyusuri aspal yang sudah mulai rusak karena setiap hari dilewati truk-truk yang mengangkat pasir dari aliran sungai Gunung Merapi, sawah-sawah yang terbentang beberapa kilometer,rumah-rumah penduduk, dan jalan yang menanjak hingga berkelok. Tapi jangan membayangkan perjalanan ini terlalu jauh ya karena dari rumah saya hanya berkisar 35 menit sedangkan dari armada/depan Armada Town Square(ARTOS) berkisar 20menit. Jalan searah menuju Ketep Pass, Kedung Kayang, dan Boyolali. Tepatnya sekitar 5 menit dari Ketep Pass.
Untungnya dipertengahan jalan disapa hujan gerimis tipis romantis yang semakin membulatkan tekat untuk menaikkan kecepatan sepeda motor yang kami naiki. Jadi semakin cepat sampai tempat tujuan. Bersyukur hanya 5 menit diserang hujan gerimis, karena semakin keatas sinar matahari semakin terlihat jadi setelah sampai tujuan jaket yang kami pakai sudah lumayan kering. (Perjalanan sedikit gereget)
Selama perjalanan mata ini tidak henti-hentinya memandang sekitar, lereng-lereng gunung yang hijau meneduhkan mata, semakin keatas bisa melihat pemandangan kota Magelang, petani-petani yang memakai caping pun menyuguhkan pemandangan menentramkan perjalanan. Setelah sampai di Kebun buah langsung terkesima dengan pemandangan Gunung Merbabu karena letaknya pas dikakinya. Kami langsung bergegas memarkirkan kuda putih (sepeda motor) disamping pintu masuk. Tiket masuk seharga Rp.2500/orang jadi untuk 2 orang cukup merogoh kocek Rp.5000 itu sudah diperbolehkan memetik buah strowberi dengan sepuasnya. Sebelum masuk pemilik kebun memberi tahu kalo buah tinggal sedikit karena sudah dipeti paginya. (Merasa tertipu, kenapa si ibu gak bilang dari awal?). So, untuk menghilangkan kekeceaan ini kami langsung memutuskan untuk pergi meninggalkan si ibu untuk masuk ke dalam bukan meninggalkan untuk mencari tempat petik buah dilain tempat.
Hijauuuu....... kemanapun mata memandang yang terlihat semua warna syurga. Subhanallah, dari tempat ini bisa melihat Gunung Merapi disebelah kanan kami dan bukit kecil di sebelah kiri (yang terlihat menonjol seperti itu,yang lainya silahkan Anda lihat sendiri pastinya harus berkunjung kesini dulu yaa). :)

Gambar1.Saat mencari buah strowbery disela-sela dedaunan


 Gambar2. Bukit kecil saya belakangi

Karena hari mendung dan agak sedikit berkabut hasil foto tidak terlihat terang(alibi padahal karena ngambil gambarnya pake camera digital zaman SMA yang usianya sekitar 6 tahun).

Untuk menikmati pemandangan sekitar ada tempatnya, seperti rumah panggung yang biasanya ada disawah-sawah balai-balai mungkin lebih tepatnya. Berhubung sudah lelah mencari buah strowberi dan yang kami dapat hanyalah beberapa biji buah jambu dan kubis (pengen ketawa kalau ingat tragedi ini).Akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan balai-balai. Itu alasan pertama sih alasan kedua karena pengunjung semakin ramai dan harus berbagi tempat jadi kami yang sudah hampir satu jam disana sadar diri. 

  Gambar3. Mengayunkan langkah meninggalkan kebun strowberi

Setelah sampai parkiran kami mengambil kuda putih dan gak kelupaan bayar parkir dengan tarif Rp.1000 (bayar parkir di daerah Magelang masih murah). Sekian cerita berjalanan singkat saya sebagai tourguide amair. Setelah meninggalkan tempat ini masih ada 2 tempat tujuan lagi, nantikan tulisan saya berikutnya. (Ngarep banget ada yang baca) 

Selamat merencanakan perjalanan Anda di Kabupaten Magelang, dijamin gak bakalan nyesel.

Selasa, 08 Maret 2016

BAPAK(PEKERJA) VS IBU(IRT)


Kewajiban seorang bapak untuk menghidupi keluarganya, mencukupi hak-hak keluarganya secara lahir bathin. Bapak bekerja siang malam, bahkan sering kali tidak mengenal waktu saat pekerjaanya harus selesai sebelum waktu dateline sampai agar bisa bertemu istri dan anak-anaknya surga kecilnya. Bapak sering tidur larut menelfon rekan kerjanya untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah kerja yang sedang dihadapi.
Dirumah bapak sering kali turun tangan untuk sekedar membantu ibu didapur, mencuci peralatan masak yang digunakan ibu meskipun ketiga anak perempuanya juga sudah membantu ibu. Saat langit terlihat mendung dan tiba-tiba gerimis turun bapak rela lari kelantai atas untuk mengangkat jemuran. Disaat ibu sedang terbaring sakit dan anak-anaknya sedang sekolah dilain kota beliau rela belanja untuk memasakkan ibu semangkuk bubur ala kadarnya. Bapak suka bersih-bersih pekarangan rumah meski ibu setiap hari membersihkanya.

Bapak tidak pernah memarahi namun sering kali menasehati. Bapak lebih banyak bercerita dibandinng ibu sering kali ibu hanya menjadi pendengar.Ibu lebih banyak memberi masukan dari pada menasehati didepan umum.

Saat bapak tidak dirumah ibu mampu menyelesaikan pekerjaanya sendiri dari dalam hingga luar rumah. Dari mencuci hingga mengajarkan anak-anaknya hafalan Al-qur’an, dari menyapu hingga membenarkan saluran air yang mampet, dari mengepel rumah hingga membenarkan blander didapur,dan dari memasak didapur hingga menerima pesanan makanan tetangga yang hasilnya untuk ditabung namun lebih sering diberikan kepada anak-anaknya untuk membeli kebutuhan sekolah yang mereka sedang butuhkan segera.
Bapak seorang bekerja keras, yang rela sebulan dua bulan sekali pulang kerumah untuk mencurahkan rindu kepada keluarganya. Ibu seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tidak mau suami dan anak-anaknya makan sembarangan diluar. Ibu lebih memilih lama-lama didapur saat anak-anaknya ingin mencicipi masakan favorit mereka.

Namun, bapak dan ibu bagiku memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Tanggung jawab yang tidak sama namun ingin mencapai visi misi bersama. Bagiku bapak rela memendam rindunya dengan keluarga itu sangatlah hal yang menyesakkan hati. Bagiku ibu rela bangun sepertiga malam hingga tidur malam untuk memastikan semua anak-anaknya tidak telat makan dan sudah belajar. 

Bagiku kedudukan bapak sebagai kepala keluarga yang wajib bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarganya itu sungguh berat. Dan bagiku kedudukan ibu sebagai Ibu Rumah Tangga itu pekerjaan yang tidak mudah pula. Yang pasti keduanya memiliki peran yang sangat besar untuk membesarka aku dan ketiga saudaraku. 

Bagiku keadaan terbahagia dirumah itu saat ibu memasak didapur dan ayah tidak segan untuk turun tangan membantunya, padahal tiga anak perempuan ibu sudah membantu ibu juga. Bagiku ayah dan ibu adalah parner yang harus ada sedang bahagia ataupun duka. 

Untuk bapak dan ibu tidak pernah memandang kedudukan mereka yang terpenting mereka mampu memcapai visi dan misi yang sama yaitu membahagiakan keluarga hingga bertemu dijannah-NYA. 

Selamat tanggal 8 Maret 2016. SELAMAT HARI WANITA SEDUNIA. Junjung kesetaraan Gender diantara kita. 

Minggu, 06 Maret 2016

Pantai Sundak

Ini cerita perjalanan yang singkat tapi tidak begitu singkat, tepatnya perjalanan tgl 18 April 2011 dari pukul 05.30-22.00wib. Ceritanya dulu masih kelas 11 SMA, yang bahagia banget ketemu hari libur disaat kakak-kakak kelas 12 lagi berjuang buat UN. Perjalanan dimulai pukul 5.30 bukan waktu yang telalu pagi buat mengawali perjalanan ke lain provinsi bersama Aji,Alif,Dimas,Gilang,Luluk,Maharani,dan Qonitya. 
Ceeiileh lain provinsi, iya Magelang-Jogjakarta itu lain provinsi meski perjalanan bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam (kalo gak terjebak macet). Gak usah diceritakanlah ya gimana perjalanan dari rumah ke rumah Gilang sampai gunung kidul, yang pasti penuh cerita penuh sensasi.(Apasih geli sendiri kalo ingat).

Sundak ..
Wajahmu begitu indah-memukau setiap mata yang memandang-wajahmu bersih tanpa jerawat plastik-tubuhmu anggun berbusanakan hijau biru dan putih dari Sang Khalik.

Sundak.. 
Kau membuat semua kaki tergelitik- Untuk berlari kesana kemari dengan senandung indah tanpa lirik- Busana hijau padang lamunmu terkadang mengalihkan pandanganku- Pandangan dari balutan busana langit laut biru yang memukau.

Sundak..
Dari busana putihmu mengerti arti hidup ini-Entah apalagi yang harus aku gambarkan lewat tulisanku ini- Tapi aku yakin semua mengerti - Betapa indahnya sosokmu hingga aku tak kuasa berbicara lagi.

 Foto pertama diambil setelah menginjakkan kaki di Pantai Sundak

Foto yang bener-bener lepas (setelah beberapa kali gagal ngambil gambar terbaik)
Foto sok-sokan canded gitu sih yaa (no bad lah ya) :D

 Disaat yang lain main air. Dari kiri (Qonitya,aku,dan Maharani) berteduh dibawah pohon Pandan duri (Pandanus tectorius)

Sebelum ninggalin Pantai Sundak, foto kaki dulu berdelapan (ditengah ada ganggang jenis Chlorophyceae)
2 personil tertinggal dibelakang sengaja ngambil gambar ini (Luluk dan Qonita) 

NB: Akses menuju Pantai ini tidaklah sulit (jalan sudah diaspal). 
Lain waktu aku tuliskan secara jelas bagaimana akses menuju pantai ini begitu juga dengan sarana dan prasarananya disana (Kalau diizinkan kesana lagi).