Kewajiban seorang bapak untuk menghidupi keluarganya,
mencukupi hak-hak keluarganya secara lahir bathin. Bapak bekerja siang malam,
bahkan sering kali tidak mengenal waktu saat pekerjaanya harus selesai sebelum
waktu dateline sampai agar bisa bertemu istri dan anak-anaknya surga kecilnya.
Bapak sering tidur larut menelfon rekan kerjanya untuk membantu menyelesaikan
masalah-masalah kerja yang sedang dihadapi.
Dirumah bapak sering kali turun tangan untuk sekedar
membantu ibu didapur, mencuci peralatan masak yang digunakan ibu meskipun
ketiga anak perempuanya juga sudah membantu ibu. Saat langit terlihat
mendung dan tiba-tiba gerimis turun bapak rela lari kelantai atas untuk
mengangkat jemuran. Disaat ibu sedang terbaring sakit dan anak-anaknya sedang
sekolah dilain kota beliau rela belanja untuk memasakkan ibu semangkuk bubur
ala kadarnya. Bapak suka bersih-bersih pekarangan rumah meski ibu setiap
hari membersihkanya.
Bapak tidak pernah memarahi namun sering kali menasehati.
Bapak lebih banyak bercerita dibandinng ibu sering kali ibu hanya menjadi
pendengar.Ibu lebih banyak memberi masukan dari pada menasehati didepan umum.
Saat bapak tidak dirumah ibu mampu menyelesaikan pekerjaanya
sendiri dari dalam hingga luar rumah. Dari mencuci hingga mengajarkan
anak-anaknya hafalan Al-qur’an, dari menyapu hingga membenarkan saluran air
yang mampet, dari mengepel rumah hingga membenarkan blander didapur,dan dari
memasak didapur hingga menerima pesanan makanan tetangga yang hasilnya untuk ditabung
namun lebih sering diberikan kepada anak-anaknya untuk membeli kebutuhan
sekolah yang mereka sedang butuhkan segera.
Bapak seorang bekerja keras, yang rela sebulan dua bulan
sekali pulang kerumah untuk mencurahkan rindu kepada keluarganya. Ibu seorang
Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tidak mau suami dan anak-anaknya makan sembarangan
diluar. Ibu lebih memilih lama-lama didapur saat anak-anaknya ingin mencicipi
masakan favorit mereka.
Namun, bapak dan ibu bagiku memiliki tanggung jawab yang
sangat besar. Tanggung jawab yang tidak sama namun ingin mencapai visi misi bersama.
Bagiku bapak rela memendam rindunya dengan keluarga itu sangatlah hal yang
menyesakkan hati. Bagiku ibu rela bangun sepertiga malam hingga tidur malam
untuk memastikan semua anak-anaknya tidak telat makan dan sudah belajar.
Bagiku kedudukan bapak sebagai kepala keluarga yang wajib
bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarganya itu sungguh berat. Dan bagiku
kedudukan ibu sebagai Ibu Rumah Tangga itu pekerjaan yang tidak mudah pula.
Yang pasti keduanya memiliki peran yang sangat besar untuk membesarka aku dan
ketiga saudaraku.
Bagiku keadaan terbahagia dirumah itu saat ibu memasak
didapur dan ayah tidak segan untuk turun tangan membantunya, padahal tiga anak
perempuan ibu sudah membantu ibu juga. Bagiku ayah dan ibu adalah parner yang
harus ada sedang bahagia ataupun duka.
Untuk bapak dan ibu tidak pernah memandang kedudukan mereka
yang terpenting mereka mampu memcapai visi dan misi yang sama yaitu
membahagiakan keluarga hingga bertemu dijannah-NYA.
Selamat tanggal 8 Maret 2016. SELAMAT HARI WANITA SEDUNIA. Junjung
kesetaraan Gender diantara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar